Follow Us

  • Share

    Merekrut dan Bekerja dengan Milenials dan Gen Z

    Di era industri 4.0 seperti saat ini sudah banyak perusahaan dan industri secara keseluruhan yang bertransformasi. Kebanyakan tentu saja dengan melakukan digitalisasi dan mengubah sistem yang lebih ramah terhadap generasi muda.

    Hal ini bukanlah tanpa alasan, karena saat ini banyak penelitian yang menunjukkan bahwa memang gaya bekerja generasi mudah jauh berbeda dengan generasi-generasi di atasnya. Industri yang tidak beradaptasi, dengan mudah akan kalah bersaing.

    Menariknya dalam beberapa tahun ke depan Gen Z bahkan akan menggeser dominasi milenials di pasar ketenagakerjaan. Artinya kamu yang memiliki perusahaan rintisan, atau bekerja dengan merekrut mereka harus mulai berbenah dan bertransformasi.

    Bagi kamu yang masih bingung, jangan khawatir! Karena Sepulsa punya banyak tips soal ini yang bisa kamu pertimbangkan di lingkungan kerjamu!

    #1 Fleksibilitas adalah Segalanya

    Salah satu kunci bagi para generasi muda adalah fleksibilitas. Hal ini merupakan salah satu hal yang cukup bertentangan dengan generasi-generasi di atas mereka dimana pola kerjanya cenderung kaku dan terbatas geraknya.

    Alih-alih generasi muda lebih senang bekerja secukupnya, dimana mereka lebih banyak berfikir soal work life balance ketimbang menjadi seorang workaholic yang harus menghabiskan waktunya secara penuh di tempat kerja.

    Bahkan dalam beberapa literatur terbaru, gaji bukanlah pertimbangan utama bagi para generasi muda untuk menentukan pekerjaan mana yang akan mereka ambil. Mereka lebih memilih tempat kerja yang fleksibel namun dari gaji yang wajar untuk dipilih sebagai tempat kerja.

    Hal ini bahkan sudah dilihat oleh banyak sekali BUMN di Indonesia. Banyak diantara beberapa BUMN dengan nama besar dan nilai-nilai luhur “ketimuran” mulai bertransformasi menjadi perusahaan yang ramah anak muda.

    Banyak perusahaan-perusahaan milik negaras saat ini sudah memperbolehkan fleksibilitas. Bahkan semenjak pandemi banyak sekali perusahaan milik negara ini yang menyediakan jam khusus WFH yang sangat longgar.

    Hal yang mungkin sebelumnya sulit sekali didapatkan oleh para generasi muda yang senang dengan kebebasan ini!

    #2 Budaya Positif Lebih Penting

    Selain fleksibilitas, generasi muda mementingkan budaya positif yang ada di tempat kerja. Generasi muda cenderung lebih vokal terhadap hal-hal yang berbau eksploitasi, perundungan, dan toxic environment di lingkungan kerja.

    Mereka tidak terlalu cemas dan peduli soal perkembangan karir mereka. Hal ini sangatlah wajar, karena generasi yang lebih muda dibentuk di lingkungan digital yang tanpa batas. Banyak teman-teman di circle mereka yang sukses dari rumah.

    Pemikiran-pemikiran semacam inilah yang kemudian membuat generasi muda cenderung merasa aman. Tidak takut karirnya terputus di satu tempat kerja, karena merasa memiliki opportunity yang sangat luas di tempat lain.

    Oleh karena itu, alih-alih menutup mata terhadap lingkungan kerja yang toksik, sebaiknya kamu berbenah dan mulai memikirkan soal ini. Tidak percaya? Coba tengok berita yang baru-baru ini keluar dimana ada perusahaan rintisan yang menggaji karyawan magangnya secara kurang layak.

    Di masa lalu hal semacam ini mungkin tidak akan dibicarakan, karena orang-orang yang terlibat cenderung akan mengamankan dirinya sendiri. Tapi bagi para milenials dan Gen Z, vokal terhadap hal semacam ini bukanlah hal yang menakutkan!

    #3 Vokal, Membangun Diskusi, bukan Mentitah

    Di dalam sebuah perusahaan tentu saja ada hierarki yang harus dituruti. Biasanya di perusahaan tradisional, hierartki itu berarti bawahan mutlak menuruti atasan. Apapun perintahnya maka harus dituruti.

    Generasi muda cenderung membenci hal-hal semacam ini. Kebanyakan dari mereka lebih suka diberikan arahan dan batasan, lalu diberikan kebebasan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan mereka.

    Diskusi dan evaluasi secara ilmiah dan berdasarkan logika adalah hal yang dijunjung tinggi generasi muda saat ini. Tentu tanpa mengesampingkan etika dan budaya yang ada di Indonesia.

    Seluruh hal ini selain akan membuat jiwa bebas dari para generasi terbuka, bisa membuat produktivitas dari perusahaan bertambah lho. Memang secara pengalaman dan ilmu, atasan-atasan yang lebih tua tentu akan menang.

    Tapi ketika kamu coba membuka pikiran para generasi muda, maka kami yakin kamu akan kaget betapa kreatif dan cemerlangnya ide-ide yang mereka pendam dan simpan selama ini.

    Bukan tidak mungkin perusahaan yang sedang kamu kembangkan kemudian melesat jauh lebih cepat setelah merekrut generasi-generasi muda yang katanya bebas ini. Padahal sih, bukan bebas, tapi ekspresif dan senang bereksplorasi!

    #4 Pengembangan Diri di Atas Jenjang Karir

    Benar, jenjang karir adalah salah satu pertimbangan utama bagi seseorang untuk memilih pekerjaan tertentu. Namun kamu harus ingat, khusus generasi muda pengembangan diri letaknya di atas jenjang karir.

    Keduanya bagi Generasi Z dan Milenials adalah hal yang amat penting. Namun kebanyakan generasi ini cenderung menganggap tempat bekerja dimana mereka diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri adalah lebih baik.

    Generasi muda lebih menyukai kesempatan pelatihan-pelatihan profesional dan pelatihan skill yang diadakan di tempat kerja. Tentu dengan tujuan memperbanyak kemampuan dan keahlian di tempat mereka bekerja kelak.

    Lebih jauh lagi ada beberapa studi yang melibatkan Gen Z dengan hasil yang cukup menarik. Dimana banyak sekali Gen Z kecewa karena merasa orang lain yang memiliki beban kerja tak sepadan justru digaji lebih besar.

    Nah dalam sistem tradisional memang penggajian lebih sering ditentukan berdasarkan lama kerja, jabatan, dan semacamnya. Alih-alih sebaiknya kamu harus menyesuaikan hal tersebut, dimana kamu harus memperjelas tanggung jawab dan lingkup kerja masing-masing jabatan.

    Dengan demikian kamu sudah separuhnya mengurangi kecemasan pada Gen Z untuk bekerja di perusahaanmu tersebut. Lebih jauh lagi kau akan bisa mendapatkan versi terbaik dari mereka setelah ini.

    #5 Berikan Ruang Gerak, Libatkan Mereka

    Milenials dan Gen Z merupakan generasi yang menyukai pengakuan. Lebih dari generasi-generasi sebelumnya, namun tentu mereka pun generasi yang mawas diri dan sadar akan kemampuan mereka sendiri.

    Mereka adalah generasi yang sangat cerdas, dan hidup di era keterbukaan informasi yang begitu luasnya. Artinya sebagai seorang manager atau atasan kamu harus bisa memberikan generasi ini ruang gerak yang luas.

    Berikan mereka kebebasan untuk menuangkan ide-ide yang mereka miliki, tentu dalam koridor yang jelas. Dengan demikian mereka akan merasa benar-benar dibutuhkan di dalam tim sehingga bisa bekerja secara maksimal.

    Bahkan beberapa perusahaan multinasional sekalipun saat ini memiliki ruangan rapat yang cenderung menyenangkan, dengan warna-warna cerah. Bukan dengan meja kotak, berwarna kelam yang membosankan.

    Hal-hal semacam ini ditengarai akan membuat kreativitas dari generasi yang lebih muda bisa terlepas begitu saja. Akibatnya kamu bisa mendapatkan banyak sekali insight dan ide-ide kreatif yang segar dari mereka.

    #6 Berikan Teladan, Bukan Simbol

    Salah satu ciri khas yang barangkali sering ditemukan generasi muda di tempat kerja adalah kata-kata bijak, kata-kata motivasi yang biasanya diperuntukkan bagi para karyawannya.

    Poster-poster semacam ini dapat kami pastikan sama sekali tidak akan berpengaruh kepada para pekerja dari gen Z dan milenials. Alih-alih hal semacam ini malah bisa menjadi lelucon saja bagi mereka.

    Terlebih lagi bila para pemimpin di perusahaan tersebut tidak menjalankan slogan-slogan dan himbauan tersebut. Ketimbang demikian, mereka akan lebih respect dan percaya kepada atasan yang memang benar-benar berintegritas.

    Mereka akan menyukai atasan yang memberikan contoh dalam bekerja. Ketika meminta mereka untuk datang tepat waktu, maka kamulah yang pertama kali mereka lihat. Sekali kamu terlambat, hilang sudah respect mereka.

    #7 Pandangan Positif di Perusahaan itu Penting

    Salah satu ciri khas dari Gen Z adalah pandangannya akan masa depan yang sangat positif dan optimis. Malah terkadang cenderung mengabaikan banyak faktor yang bisa mengakibatkan kegagalan.

    Tidak heran, karena Gen Z lahir di generasi yang serba ada, dan dimana informasi begitu banyak dan sangat mudah untuk didapatkan. Yang ada di dalam pikiran mereka saat ini adalah bukan “harus cari kerja apa” atau “harus cari kerja dimana”.

    Melainkan “dengan seluruh resource yang ada, apa yang harus saya buat dan hasilkan”. Tidak heran kalau saat ini banyak sekali Gen Z dan Milenials yang menghasilkan puluhan hingga miliaran pertama dalam hidup mereka bahkan sebelum mereka menginjak usia 25 tahun.

    Kapabilitas dan optimisme semacam ini harus dilihat dengan jeli oleh para pemimpin perusahaan. Dimana kemudian pemimpin-pemimpin tersebut harus bisa tetap menghidupkan nilai-nilai optimisme semacam ini di dalam perusahaan.

    Walhasil para generasi muda ini bisa menjadi begitu loyal dengan perusahaan yang kamu bangun!

    Penutup

    Percayalah, banyak diantara generasi-generasi yang lebih tua mengeluh ketika bekerja dengan generasi-generasi muda yang satu ini.Padahal masalah semacam ini timbul hanya karena mereka tidak saling mengenal.

    Generation gap benar-benar menjadi hal yang begitu bermakna saat ini. Generasi yang tumbuh di tengah-tengah ekosistem digital yang serba mudah dan serba ada ini jauh berbeda dengan generasi terdahulu yang identik dengan keteguhan dan kegigihan mereka dalam bekerja.

    Nah, semoga artikel ini bermanfaat ya!

    Beli Pulsa di Sepulsa

    Artikel Seru buat kamu

    Beli kebutuhan mu disini yah