Follow Us

  • Share

    Cara Hitung Tarif Listrik PLN yang Benar

    Listrik merupakan salah satu komponen pengeluaran bulanan yang wajib hukumnya untuk kamu perhitungkan. Hal ini lantaran, seringnya terjadi ‘kebocoran’ dari sini akibat salah perhitungan listrik.

    Padahal PLN sendiri sudah mempermudah pelanggannya dengan meluncurkan listrik pintar di tahun 2015. Dimana sistem pembayarannya adalah dengan menggunakan token, alias semacam pulsa prabayar.

    Namun memang sejak 2015 lalu, ada beberapa kali penyesuaian tarif listrik yang dilakukan oleh PLN. Oleh karena itu ada baiknya kamu membaca mengenai cara hitung tarif listrik PLN di tahun 2021 ini!

    Golongan Listrik Rumah

    Pertama-tama kamu harus mengetahui bahwa saat ini ada 13 kategori golongan listrik yang diterapkan oleh pihak PLN. Masing-masing golongan memiliki tarif yang berbeda.

    Akan tetapi memang untuk golongan rumah tangga memiliki tarif listrik yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Yakni Rp 1.352,00/KWh untuk golongan 900 VA, serta Rp 1.444,70/KWh  untuk golongan di atasnya hingga 6.600 VA.

    Untuk informasi ini silahkan cari sendiri, di rumahmu golongan listrik mana yang berlaku. Tapi secara umum sih untuk rumah berukuran kecil hingga sedang saat ini menggunakan listrik golongan 1.300 VA hingga 2.200 VA.

    Adapun tarif listrik yang lengkap bisa kamu lihat di bawah ini.

    tarif dasar listrik baru

    Meski terjadi beberapa kali penyesuaian, alias kenaikan. Untungnya di tahun 2021 ini tidak terjadi kenaikan tarif dasar listrik. Bahkan tarif dasar listrik ini tetap sama untuk seluruh 13 golongan pelanggan PLN.

    Hal ini tentunya menjadi berkah, apalagi bagi para pengusaha yang terkena pandemi.

    Komponen Pembayaran

    Meskipun kamu sudah mengetahui tarif dasar listrik, kamu harus tahu bahwa ada beberapa komponen pembayaran yang harus dibayarkan setiap bulannya. Artinya tarif dasar listrik tidak serta merta menunjukkan biaya bulanan bersih yang harus dibayarkan.

    Beberapa komponen pembayaran listrik saat ini adalah sebagai berikut:

    • Biaya admin yang dibebankan sebagai pembeli token listrik. Besarannya ditentukan penjual token (Bank, Indomaret, Alfamart, dan semacamnya).
    • Biaya material, merupakan biaya tambahan khusus bila kamu membeli token listrik lebih dari Rp 200.000,-
    • Biaya pajak, yang mencakup pajak penerangan jalan (PPJ) dan pajak pertambahan nilai (PPN) yang besarannya bergantung domisili tempat tinggal.

    Setelah mengetahui komponen pembayaran tersebut, barulah kamu bisa memperkirakan berapa biaya listrik yang harus kamu bayarkan setiap bulannya.

    Simulasi Perhitungan Tarif Listrik Bulanan

    Diasumsikan kamu tinggal di DKI Jakarta, memiliki rumah dengan daya listrik 2.200 VA, dan memiliki beberapa alat listrik di bawah:

    • Lampu 10 watt 5 buah, nyala 12 jam sehari; total 600 Wh.
    • AC 750 watt 1 buah, nyala 10 jam sehari; total 7500 Wh.
    • TV 62 watt 1 buah, nyala 10 jam sehari; total 620 Wh.
    • Kulkas 300 watt, nyala 24 jam sehari; total 7.200 Wh.
    • Mesin cuci 300 watt 1 buah, nyala 2 jam sehari; total 600 Wh.

    Sehingga, total konsumsi listrik harian kamu adalah 16.520 Wh atau 495.600 Wh per bulan, atau 495 kWh. 

    Total biaya bulanannya adalah 495 KWh x Rp 1.444,70  = Rp 715.415,44. Biaya inilah yang nantinya bisa dikonversikan, atau dikira-kira berapa token yang harus kamu beli setiap bulannya.

    Nah untuk membeli token itulah biasanya para pelanggan akan dikenakan biaya administrasi hingga pajak. Namu secara umum langkah di atas adalah cara untuk menghitung biaya listrik yang paling mudah ya!

    Beli Token Listrik

    Artikel Seru buat kamu

    Beli kebutuhan mu disini yah